Sabtu, 17 Maret 2012
Sedang Merantau
Sedang Merantau
Ada seorang pengembara tiba di sebuah negeri . Orang ini mendengar bahwa ada seorang bijaksana di negeri itu, dan dia ingin menemuinya. Pria bijaksana itu di kenal saleh, dan baik hati sehingga sangat dikasihi banyak orang karena dia seolah menjadi tempat bertanya bagi warga disekitar situ . Untuk itu tidak sulit menemukan pria bijaksana itu. Ketika pengembara itu bertanya dimana rumahnya, setiap orang yang di temuinya langsung menunjuk ke arah ujung perkampungan dimana berdiri sebuah gubuk reyot.
Ketika ia mengetuk pintu gubuk itu, muncul seorang pria tua yang mempersilahkan ia masuk. Pengembara itu sangat terkejut mendapati bahwa pria bijaksana itu tinggal di gubuk reyot yang isi rumahnya hanya sebuah meja, sebuah kursi, satu kompor dan alat memasak saja.
Karena merasa tidak nyaman, pengembara itu bertanya, �Dimana perabot rumah Anda ? , katanya banyak orang2 terhormat dan orang2 kaya yg memohon petunjuk anda �
Orangtua tadi balik bertanya dengan lembut, � Lalu Mana milik Anda?�
�Tentu saja di rumah saya. Kan saya sedang merantau, tidak mungkin saya membawa perabotan dan semua harta saya,� jawab pengembara itu.
�Saya juga,� jawab orangtua yang bijak itu. �Saya sekarang ini kan juga sedang merantau di dunia ini.�
Apakah Anda sadar bahwa kita sebenarnya juga adalah ibarat perantau di dunia ini ? Rumah kita yang Kekal dan Abadi adalah di surga, dimana Sang pencipta sudah menyiapkannya bagi kita. Namun banyak orang saat ini melupakan bahwa diri mereka adalah ibarat perantau dan Tak akan selamanya ada didunia , sehingga yang mereka sibukkan adalah mengumpulkan harta di dunia ini. Pada hal pada akhirnya semua harta dunia itu tidak dapat mereka bawa ketika tiba saat untuk pulang ke rumah kita yang kekal.
Jangan lupakan bahwa Kita Semua adalah ibarat perantau di dunia ini , Mencari Harta dan Kekayaan didunia ini memang Bukan Suatu Dosa tapi kita juga harus bisa menggunakanlah harta duniawi ini untuk memupuk Bekal waktu kita Harus Kembali ke Alam Sana .
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar