Selasa, 13 Maret 2012
Kisah Burung Pung
"Di Laut Utara Cina," demikian awal dari kisah legenda ini, "konon ada seekor ikan bernama Kun yang panjangnya mencapai ribuan meter.
Ikan raksasa ini ini dapat berubah bentuk menjadi seeokr burung yang bernama Pung, yang juga memiliki panjang ribuan meter. Ketika mengepakkan sayapnya mengarungi angkasa, sayap tersebut membentang seperti awan yang menutupi langit. Pung terbang mengarungi angkasa melintasi samudra: menuju Kutub Selatan
"Pung raksasa terbang menuju Laut Selatan, menggerakkan air dengan sayapnya yang luar biasa sepanjang tiga ribu kilometer, namun lebih dulu ia harus memutar angin menjadi tornado sampai mencapai ketinggian sembilan puluh ribu kilometer.
Perlu waktu enam bulan untuk mencapai ketinggian tsb; hanya jika burung itu siap. Kini, hanya bentangan langit luas nan biru yang di belakangnya dan tak ada satu pun penghalang di depannya, Pung bisa langsung terbang ke selatan dengan leluasa.
Bagaimana seseorang bisa membandingkan kemegahan semacam itu dengan kabut pagi, debu, dan makhluk-makhluk tak berarti?
"Bila airnya dangkal, tentu takkan mampu menampung sebuah kapal besar, tapi tuangkanlah air dalam cangkir pada suatu tempat yang dangkal, dan batang jerami pun akan mengapung seperti kapal.
Jika Anda menempatkan cangkir di tempat itu tentu akan tenggelam. Begitu pula, jika kurang hembusan angin maka ia takkan mampu membentangkan sayap raksasanya.
Hanya dengan ketinggian sembilan puluh ribu kilometer, baru tercipta ketinggian ideal untuk bisa menampung Pung.
Akhirnya Pung pun bisa mengawali perjalanan pentingnya.
Ketika seekor cicada (semacam jangkrik) mendengar kisah itu, ia berkata pada burung merpati, "Kalau aku bisa terbang, aku akan cepat hinggap di sebuah pohonelm. Kadang aku tidak dapat mencapainya dan malah terjatuh lagi ke tanah. Namun, aku selalu membuat kemajuan.
Tapi kenapa Pung harus berjuang keras lebih dulu untuk bisa melampaui sembilan puluh ribu kilometer, padahal dengan itu ia tak menciptakan kemajuan apa-apa sebelum memulai perjalananya ke selatan."
"Ketika seseorang terpaksa harus pergi ke hutan di dekat daerahnya dan akan segera kembali beberapa jam kemudian, ia tak perlu menyiapkan bekal makanan apa2.
Jika Anda berniat pergi ratusan kilometer jauhnya, mungkin harus menyiapkan bekal semalaman.
Dan jika harus pergi ribuan kilometer, ia harus menyiapkan bekal untuk tiga bulan. Apa yang bisa dimengerti cicada dan burung merpati tentang hal itu? Cicada tidak pernah merasakan musim semi atau gugur karena umurnya pendek."
Sama seperti Pung yang tetap berjuang keras untuk naik keatas tanpa mencapai kemajuan sedikitpun dalam meraih takdirnya, walaupun dicemooh oleh burung dan serangga lain, ia tetap mengepakkan sayapnya ke atas hingga pada ketinggian yang besar di atmosfer bumi.
Sementara burung2 kecil lainnya masih sibuk membicarakan ketololannya, ia berhasil membentangkan sayapnya dan terbang tinggi sekali tanpa kesulitan ke arah selatan dan akhirnya tiba di Kutub Selatan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar